Penerapan Aspek Green Material pada Kriteria Bangunan berkonsep Tri Hita Karana pada Bangunan Tradisional di Bali

  • Cokorda Putra Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia
Keywords: : Green Building, Tri Hita Karana, efiseinsi energi

Abstract

Penerapan Green Building dapat memberikan manfaat secara ekologis, dan bernilai ekonomis, dengan cara
menurunkan biaya operasional dan perawatan gedung. Penerapan Green Building dapat memberikan manfaat secara
ekologis, dan bernilai ekonomis, dengan cara menurunkan biaya operasional dan perawatan gedung. Material ramah
lingkungan yaitu material yang bersumber dari alam dan tidak mengandung zat-zat yang mengganggu kesehatan,
misalnya batu alam, kayu, bambu, tanah liat. Aspek kriteria pembangunan yang mencakup aspek perencanaan dan
pelaksanaan (IBLPI 2016). Manajemen efisiensi energi, Manajemen efisiensi air , Manajemen penggunaan material,
Manajemen pelaksanaan konstruksi.
Penelitian ini merupakan penelitian destriptif dengan objek penelitian berupa bangunan tradisional yang ada di Bali
dan membandingan dengan review jurnal dan greenship building oleh organisasi Green Building Council Indonesia
yang menggambarkan keberadaan Tri Hita Karana dalam kaitannya dengan manajemen green building.
Penerapan green building berkonsep Tri Hita Karana juga diterapkan pada banyak Bangunan Tradisional di Bali.
Penerapan ini mulai dari Mandala Nista : Lantai berbahan concrete tanpa polesan dan juga paving yang disusun agar
rapi, di bagin tengah dibiarkan tumbuh rerumputan agar terlihat lebih segar dan menyatu dengan alam. Hal ini sama
dengan salah satu ajaran Tri Hita Karana. Pada bangunan madya mandala, atap ekspose yang digunakan pada wantilan
memberi pengertian bahwa hubungan manusia dengan manusia dapat terlihat jelas dan tidak ada yang ditutup-tutupi
(transparan). Hal ini menandakan setiap hubungan baik antara manusia dan manusia harus dijaga dengan baik. Atap
ekspose ini memberikan ruang ventilasi terbuka. Sedangkan pada Mandala Utama yang dibangun secara khusus
menggunakan paving dengan rumput segar menyatu dengan alam, untuk mengucapkan syukur kepada Sang Pencipta
terdiri dari bentukan punden berundak sebagai wujud bahwa Tuhan dan segala manifestasinya berada diatas dari
segalanya sehingga punden berundak dibuat tinggi dan terdapat puncak diatasnya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ervianto, Wulfram I. 2013. “Identifikasi Indikator Green Construction Pada Proyek Konstruksi
Bangunan Gedung Di Indonesia.” In .
Hidup, Menteri Lingkungan. 2010. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup.
———. 2011. Rancangan Peraaturan Menteri.
IBLPI. 2016. “Penerapan Aspek Green Material Pada Kriteria Bangunan Ramah Lingkungan Di
Indonesia H 186.” In .
Kim, Jong-Jin. 1998. “Sustainable Architecture Module: Qualities, Use, and Examples of
Sustainable Building Materials. National Pollution Prevention Center for Higher
Education.”
Siagiaan. 2005. Bahan Bamgunan Yang Ramah Lingkungan.
Suskiyatno, Frick &. 2007. Dasar-Dasar Arsitektur Biologis.
Wahana, D. 2015. “Wujud Ajaran Tri Hita Karana Pada Interior Pura Agung Jagad Karana
Surabaya.” Jurnal Intra 3.
Published
2021-10-01
How to Cite
Putra, C. (2021). Penerapan Aspek Green Material pada Kriteria Bangunan berkonsep Tri Hita Karana pada Bangunan Tradisional di Bali. Widya Teknik, 16(01), 99. https://doi.org/10.32795/widyateknik.v16i02.1987