PENGARUH KEPEMIMPINAN MANDOR TERHADAP KINERJA TENAGA KERJA PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI (PEMBANGUNAN VILLA TIRTA BAYU, PT CIPTA KREASI BANGUN PRATAMA)
Abstract
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok sumber daya manusia menuju pencapaian sasaran. Tugas seorang pemimpin adalah memberikan pengarahan dan mengawasi serta memberikan motivasi kepada para tenaga kerja dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh perusahaan. Tanpa kepemimpinan yang efektif, sebuah perusahaan ibarat sebuah kapal tanpa nahkoda yang bisa membawanya ke tujuan. Peran kepemimpinan sangat strategis dan penting dalam sebuah organisasi sebagai salah satu penentu keberhasilan dalam pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi. Adapun tujuan dari penelitian ini dangan jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah untuk mengetahui model kepemimpinan mandor terhadap kinerja tenaga kerja dan untuk mengetahui signifikan kepemimpinan mandor terhadap kinerja tenaga kerja pada proyek konstruksi di Villa Tirta Bayu, penelitan ini menggunakan metode survey dengan cara menjaring pendapat, pengalaman dan sikap responden mengenai masalah-masalah yang ada, dengan mengambil data primer melalui kuesioner dan data sekunder dari institusi yang
terkait. Berdasarkan hasil analisis data maka model dari penelitian ini adalah Y = 42,658 + 1,159X1 + 1,177X2 + 1,498X4, dari 4 (empat) tipe kepemimpinan yang diteliti hanya ada 3 (tiga) tipe kepemimpinan yang memiliki pengaruh terhadap kinerja tenaga kerja. Ketiga tipe kepemimpinan iti adalah kepemimpinan Transformasional X1, kepemimpinan transaksional X2, dan kepemimpinan demokratis X4. Dari hasil analisis mean dan standar deviasi untuk
mandor yang bekerja di proyek Villa Tirta Bayu, model kepemimpinan demokratis (X4) memiliki pengaruh paling dominan terhadap kinerja tenaga kerja dengan nilai mean sebesar 3,84 yang artinya tenaga kerja setuju dengan model kepemimpinan demokratis dimana atasan mampu menciptakan lingkungan kerja yang baik dan membuat pekerjaan bekerja dengan sebaik mungkin, sering bekerja sama dan mampu mengembangkan skilnya dengan baik, atasan memberikan kesejahteraan dan membuat pekerjaan lebih mudah, atasan memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan tenaga kerjanya, dan atasan bersedia menjelaskan berbagai permasalahan. Dari ketiga tipe kepemimpinan, tipe kepemimpinan demokratis X4 memiliki pengaruh paling signifikan dan memiliki korelasi paling tinggi dibandingkan dengan tipe kepemimpinan yang lainnya hal ini dapat dibuktikan dari hasil uji signifikansi yang menunjukan nilai signifikan sebesar 0,000 (< 0,05) dan hasil uji korelasi sebesar 0,637 (cukup tinggi).
Downloads
References
Ariyani dan Kurniawan. (2013). Manager dan Supervisor. Buku Pintar: Yogyakarta
As’ad, Moh.(1998). Psikologi Industri : Seri Ilmu Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Liberty.
Maryoto. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jogjakarta: PT BPFE – Yogyakarta
Robbins. (2001). Teori MotivasiMcClelland dan Teori Dua Faktor Hezberg, http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/11/teori-motivasi mcclellandteoridua.html, 22 Juni 2010.
Simamora. (2003). Membongkar Kotak Hitam Konsumen , Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Sudarto. (2007).Hukum dan Hukum Pidana,Alumni: Bandung. Sugiyono, Dr. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D: ALFABETA.
Sukanto. (1987). Ekonomi Lingkungan Suatu Pengantar. Yogyakarta: Sinar Baru.
Wibawa, Dwi Ari. (2003). Kepemimpinan Transaksional dan Kepemimpinan Transformasional. http://kppnrantauprapat.net/files/artikel/Kepemimpinan_Transaksional_dan_Tra nsformasional.pdf
Copyright (c) 2018 Widya Teknik
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.