POSISI PEREMPUAN BALI DALAM PERKAWINAN BEDA KASTA

  • Ni Putu Ganis Pradnyawati 1Sekolah Kajian Strategik dan Global, Program Studi Kajian Gender, Universitas Indonesia
  • Widjajanti Mulyono Santoso Pusat Riset Masyarakat dan Budaya, Badan Riset dan Inovasi Nasional
  • Mia Siscawati Sekolah Kajian Strategik dan Global, Program Studi Kajian Gender, Universitas Indonesia
Keywords: posisi , agensi, perkawinan, kasta, perempuan hindu bali

Abstract

Tulisan ini memaparkan posisi perempuan dalam perkawinan beda kasta yang dipahami dan dibahas dalam platform media sosial YouTube. Tulisan ini menggunakan studi kasus dengan mengamati diskusi pada platform digital dalam video dokumenter blog (vlog) sebagai objek dalam penelitian ini. Teori agensi digunakan di dalam tulisan ini guna menelusuri posisi perempuan Bali yang menjalani perkawinan beda kasta melalui agensi yang dibangunnya. Hasil tulisan ini menunjukkan bahwa posisi perempuan Bali dalam sistem kasta di dalam ranah perkawinan, dipandang dan dipahami melalui platform Youtube sebagai bentuk kulturalisasi yang melekat pada adat dan tradisi di Bali. Namun, garis keturunan patrilineal yang masih berlaku di masyarakat mengakibatkan semakin langgengnya pola budaya patriarki yang membuat perempuan yang memutuskan untuk menjalani perkawinan beda kasta seperti perkawinan Nyerod cenderung tersubordinasi dan disematkan dengan berbagai stereotipe dan stigma negatif. Alhasil, perempuan Bali yang memutuskan menjalani perkawinan beda kasta membangun agensinya sebagai bentuk bagian dari daya upaya untuk mampu melakukan negosiasi terhadap pihak relasi kuasa keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-05-20
How to Cite
[1]
N. P. Ganis Pradnyawati, W. Mulyono Santoso, and M. Siscawati, “POSISI PEREMPUAN BALI DALAM PERKAWINAN BEDA KASTA”, ds, vol. 22, no. 1, pp. 73-85, May 2022.