NGUBENG: PRAKSIS PEMANFAATAN RUANG SOSIO-RELIGIUS HINDU DIKALA PANDEMIK COVID-19

  • I Putu Gede Suyoga Sekolah Tinggi Desain Bali Denpasar
Keywords: ngubeng, proksemika, physical dan sosial distancing

Abstract

Ngubeng merupakan salah satu cara berupacara umat Hindu dari tempat yang jauh dari lokasi pelaksanaan upacara. Ngubeng menjadi menarik dikaji di tengah pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) saat ini, utamanya terkait dengan pemanfaatan ruang sosio-religius umat Hindu. Tujuan studi untuk membaca tanda simbolik praktik ngubeng sebagai solusi yang paling relevan dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat Hindu dalam menjalankan sradha dan bhaktinya kepada roh suci leluhur dan Tuhan dengan segala manifestasi-Nya saat ini. Studi kualitatif dengan metode deskriptif interpretatif ini melandasi analisis data dengan teori Proksemika atau Semiotika Ruang. Temuan studi menunjukkan teknik upacara ngubeng (tanda) secara tidak disadari telah membentuk struktur ruang mikro (penanda), yakni jarak sosial dan jarak publik yang sangat relevan dengan salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan transmisi virus corona. Tanda simbolik ini bermakna mengarahkan pada physical dan social distancing yang aman bagi semua pihak dalam berinteraksi dalam ruang sosio-religius umat Hindu. Praktik ngubeng, jika dikaitkan dengan modul ukuran jarak pada tata ruang Arsitektur Tradisional Bali dan konteks pandemi Covid-19, modul kategorial jarak tersebut dapat dilipatgandakan (sekali, dua kali atau lebih), sesuai keperluan tingkat kegawatan wabah dan kewaspadaan sosial yang perlu dilakukan secara bersama-sama. Hal ini pada akhirnya akan membentuk struktur ruang makro antar teritorial desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, pulau dan/atau negara.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2020-04-30
How to Cite
[1]
I. P. G. Suyoga, “NGUBENG: PRAKSIS PEMANFAATAN RUANG SOSIO-RELIGIUS HINDU DIKALA PANDEMIK COVID-19”, ds, vol. 20, no. 1, pp. 77-84, Apr. 2020.