Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti <p><strong>Jurnal Dharmasmrti</strong>&nbsp;diterbitkan Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia. Penerbitan Jurnal Dharmasmrti dimaksudkan sebagai wadah bagi para akademisi/dosen untuk menuangkan pemikiran, ide, gagasan, hasil riset, sekaligus pengembangan wawasan keilmuan khususnya di bidang agama dan kebudayaan. Sebagai media informasi akademik, Jurnal Dharmasmrti menghadirkan ruang diskursus ilmiah, dialog akademik-teoretik, yang nantinya bisa digunakan dan dimanfaatkan sebagai referensi, rujukan penulisan ilmiah bagi para mahasiswa, dosen, dan insan akademis. Fokus dan ruang lingkup tematik Jurnal Dharmasmrti meliputi studi-studi agama dan kebudayaan.&nbsp;</p> <p><a href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/" rel="license"><img src="https://i.creativecommons.org/l/by-nc-sa/4.0/88x31.png" alt="Creative Commons License" data-pagespeed-url-hash="847749124"></a><br>This work is licensed under a&nbsp;<a href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/" rel="license">Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License</a>.</p> <p>JURNAL DHARMASMRTI, terindex:</p> <p><a href="http://sinta.ristekbrin.go.id/journals/detail?id=5369" target="_blank" rel="noopener"><img src="/public/site/images/040487/sinta_4_teranyar_pakai.png" width="156" height="94"></a></p> <p><a title="Google Scholar" href="https://scholar.google.co.id/citations?hl=en&amp;user=VVdc3zUAAAAJ" target="_blank" rel="noopener"><img src="/public/site/images/puskom/GoogleScholar2.jpg"><br></a><a title="Indonesia One Search" href="http://onesearch.id/Search/Results?filter[]=repoId:IOS6310" target="_blank" rel="noopener"><img src="/public/site/images/puskom/onesearch.jpg"></a><a title="Crossref" href="https://doi.org/10.32795/ijiis.v1.i1" target="_blank" rel="noopener"><br><img src="/public/site/images/puskom/Crossreff.jpg"></a><a title="Neliti" href="https://www.neliti.com/id/journals/dharmasmrti" target="_blank" rel="noopener"><br><img src="/public/site/images/040487/neliti.jpg"></a><a title="Garuda" href="http://garuda.ristekdikti.go.id/journal/view/13985" target="_blank" rel="noopener"><br><img src="/public/site/images/040487/garuda.jpg"></a><a title="OCLC" href="https://www.worldcat.org/search?q=on:DGCNT+https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/oai+dharmasmrti+IDHIN&amp;qt=results_page" target="_blank" rel="noopener"><br><img src="/public/site/images/040487/OCLC.jpg"></a><br><a title="DOAJ" href="https://doaj.org/toc/2620-827X" target="_blank" rel="noopener"><img src="/public/site/images/subawa/Screenshot_11.png" border="2/"></a></p> <p>&nbsp;</p> en-US paramita@unhi.ac.id (I Gde Jayakumara, S.S.M.A) budi_utama2001@yahoo.com (Dr. Wayan Budi Utama, M.Si) Sat, 31 May 2025 02:37:39 +0000 OJS 3.2.1.5 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 SAKRALITAS PERKAWINAN KATOLIK DALAM PERSPEKTIF KITAB HUKUM KANONIK: TANTANGAN DAN RESPONS TERHADAP FENOMENA “KAWING KAMPONG” DI MANGGARAI https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/7383 Fokus utama tulisan ini adalah mengkaji sakralitas perkawinan Katolik dalam perspektif Kitab Hukum Kanonik sebagai upaya menanggapi fenomena kawing kampong di Manggarai. Tujuan yang hendak dicapai adalah memberikan gambaran dan pemahaman yang komprehensif akan nilai sakral perkawinan Katolik terhadap masyarakat di Manggarai. Kawing kampong adalah fenomena dimana dua orang pasangan yang sudah memilih untuk hidup dan tinggal bersama layaknya suami istri kendati belum memiliki ikatan yang resmi dalam Gereja dan secara adat. Merebaknya fenomena kawing kampong di Manggarai ditengarai sebagai salah satu konsekuensi tingginya tuntutan belis (mahar) dari keluarga pihak perempuan kepada pihak laki-laki. Ketidakmampuan memenuhi tuntutan belis ini menyebabkan banyak warga Manggarai yang dengan tahu dan mau memilih tinggal bersama seperti pasangan suami istri meskipun hubungan mereka belum disahkan oleh hukum positif negara dan lembaga agama. Menyikapi fenomena ini, Gereja Katolik menegaskan kembali perihal sakralitas perkawinan yang telah diajarkan oleh Gereja bahwa perkawinan yang tidak diberkati dalam Gereja tidak memiliki validitas sakramental. Melalui praktik pastoral yang digalakkan, Gereja pertama-tama mendorong legalisasi dan pengukuhan perkawinan dalam Gereja, mengedukasi dan memberikan katekese kepada umat akan nilai luhur dan sakral suatu perkawinan, melakukan pendekatan kepada keluarga dan tokoh adat perihal pemahaman belis dalam upacara pernikahan. Melalui pendekatan studi pustaka dan analisis kritis yang digunakan, penelitian ini menemukan bahwa pemahaman akan kesakaralitasan dan kesucian perkawinan dalam Gereja Katolik dan Kitab Hukum Kanonik menjadi landasan pemahaman bagi masyarakat Manggarai untuk menolak praktik kawing kampong. Yulianus Evantus Hamat, Wiligis Nggoni, Yohanes Endi Copyright (c) https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/7383 Sat, 31 May 2025 00:00:00 +0000 MAKNA DIBALIK PEMENTASAN TARIAN SANGHYANG JARAN PADA HARI KAJENG KLIWON: RELASI HARMONI MANUSIA DAN ALAM SEMESTA https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6984 Leluhur di Bali sangat piawai mengimplementasikan ajaran Veda dalam wujud seni dan ritual yadnya praktis. Satu diantara seni tari sakral yang menyertai ritual adalah tarian sanghyang. Pementasan berbagai tarian pengiring ritual umumnya bermakna mewujudkan hubungan harmonis antara manusia dan alam semesta. Penelitian ini bertujuan menganalisis makna dibalik pementasan tarian Sanghyang Jaran di Pura Dalem Solo dan menerangkan alasan betapa keramatnya hari kajeng kliwon. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara didukung studi dokumen dengan analisis secara deskriptif-interpretatif. Rumusan permasalahan dikaji menggunakan teori interaksionisme simbolik dan teori religi. Hasilnya, mengungkap berbagai makna dibalik pementasan tarian sanghyang jaran pada hari kajeng kliwon tidak hanya menjadi keyakinan semata namun secara filosofis-simbolis berkaitan erat dengan upaya penetralisir energi alam dari yang bersifat negative menjadi positif demi tercapai keselarasan, keseimbangan dan keharmonisan makhluk hidup di bumi. A.A. Kade Sri Yudari, Ni Nyoman Sriwinarti, Ni Ketut Riska Pravitadewi Copyright (c) 2024 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6984 Tue, 29 Oct 2024 00:00:00 +0000 ANALISIS PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP AKTIVITAS PARIWISATA BERBASIS NEWA https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6982 Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi preferensi wisatawan terhadap empat jenis aktivitas pariwisata yang tergolong dalam konsep NEWA: Nature (alam), Eco (ekowisata), Wellness (kesehatan dan kebugaran), dan Adventure (petualangan). Serta mengungkap bagaimana wisatawan memprioritaskan aktivitas-aktivitas tersebut selama kunjungan mereka, sehingga dapat memberikan wawasan yang mendalam mengenai apa yang paling diminati oleh wisatawan. Manfaat yang diharapkan adalah membantu para pengelola desa wisata, pembuat kebijakan, dan pelaku industri pariwisata dalam merancang dan mengembangkan produk serta layanan wisata yang lebih sesuai dengan preferensi pasar. Jenis penelitian adalah kuantitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data survei menggunakan instrumen berupa kuisioner. Responden berjumlah 200 orang yang merupakan wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke tempat-tempat wisata di Bali, antara lain pantai Kuta, Ubud, Tanah lot, dan Kintamani. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa mayoritas wisatawan menunjukkan ketertarikan yang kuat terhadap desa wisata, terutama yang berbasis konsep NEWA, hal ini menunjukkan adanya potensi besar untuk pengembangan desa wisata yang mengedepankan elemen alam, keberlanjutan, dan kesehatan, yang sesuai dengan tren global wisata yang semakin peduli pada lingkungan dan kesejahteraan. Aktivitas berbasis Nature menduduki peringkat tertinggi dalam ketertarikan wisatawan, selanjutnya aktivitas NEWA yang diminati oleh wisatawan adalah Adventure, Wellness, dan Eco. Hal ini mencerminkan bahwa wisatawan cenderung lebih tertarik pada pengalaman yang melibatkan interaksi langsung dengan alam, baik melalui eksplorasi lingkungan, petualangan, maupun kegiatan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan di alam terbuka. I Made Darsana, I Wayan Kartimin, Ni Wayan Rena Mariani, Komang Shanty Muni Parwati Copyright (c) 2024 darsana https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6982 Tue, 29 Oct 2024 00:00:00 +0000 SPIRITUAL KLIWONAN UMAT BUDDHA (PADEPOKAN AGUNG SANGYANG JATI) https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6884 <p>Kegiatan ini memadukan antara budaya tradisi dan agama Buddha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tradisi kliwonan, apa makna spiritual dan dampak bagi setiap individu dan masyarakat sekitar vihara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sejarah serta lebih mementingkan subjek, proses, dan makna yang ada dalam penelitian serta menggunakan teori-teori yang mendukung dan juga sesuai dengan fakta yang ada di lokasi penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umat Buddha vihara Agung Sangyang Jati memadukan elemen spiritual, social dan budaya dengan serangkaian kegiatan persembahan puja, pembacaan parita, diskusi, makna yang terkandung dalam tradisi kliwonan sangat mendalam melalui doa, pembacaan paritta meditasi dengan mengambangkan <em>metta, karuna, mudita</em>, <em>upekkha</em> dan <em>panna</em>. Tradisi kliwonan ini menjadi sarana intropeksi diri dan penguatan spiritual individu (<em>saddha</em>) pada Buddha, dhamma dan sangha. Kegiatan ini juga berdampak positif bagi umat Buddha sendiri terutama pada ketenangan batin serta dapat mengikis tiga akar kejahatan diantaranya <em>lobha</em> (keserakahan) <em>dosa</em> (kebencian) dan <em>moha</em> (kebodohan batin). Secara social kemasyarakatan kegiatan kliwonan ini menciptakan rasa toleransi dan semangat gotong royong bagi uamt Buddha khususnya. Secara keseluruhan kegiatan kliwonan di vihara sangyang jati tidak sekedar ritual keagamaan Buddha tetapi juga dibarengi dengan kesadaran lingkungan, pelestarian nilai-nilai budaya yang harmonis dengan ajara Buddha.</p> Eko Siswoyo Copyright (c) https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6884 PEMENTASAN TARI REJANG DI PURA DESA DESA ADAT SIDETAPA KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6859 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Pertunjukan Tari Rejang di Pura Desa Sidetapa, Kabupaten Banjar. Pertunjukan Tari Rejang yang merupakan bagian dari rangkaian hari besar Galungan dan Kuningan ini rutin digelar tiga hari setelah hari besar tersebut dan merupakan salah satu bentuk upacara Dewa Yadnya. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) prosesi pertunjukan Tari Rejang di Pura Desa Sidetapa, Kabupaten Banjar; (2) fungsi didaktis pertunjukan Tari Rejang di Pura Desa Sidetapa, Kabupaten Banjar; dan (3) nilai-nilai pendidikan agama Hindu yang terkandung dalam pertunjukan Tari Rejang di Pura Desa Sidetapa, Kabupaten Banjar, Kabupaten Buleleng. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan pemilihan informan secara purposive sampling. Teori yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Teori Agama, <em>Fungsionalisme</em> <em>Struktural</em>, Teori Estetika, dan <em>Etno-Pedagogi</em>. Perspektif pendidikan agama Hindu dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai keseimbangan antara nilai tradisional dan tuntutan sosial kontemporer sesuai dengan prinsip-prinsip <em>fungsionalisme struktural</em>. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pertunjukan Tari Rejang di Pura Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, diawali dengan persiapan banten, dilanjutkan dengan upacara persembahyangan bersama, kemudian pementasan Tari Rejang, yaitu tarian sakral yang dibawakan oleh para pemuda dan pemudi dengan mengenakan busana adat sakral. Tari sakral ini merupakan pelengkap dari upacara Dewa Yadnya di Pura Desa Sidetapa yang diyakini dapat mendatangkan berkah bagi masyarakat setempat; (2) fungsi didaktis pertunjukan Tari Rejang meliputi fungsi religi, estetika, psikologis, sosiologis, dan pelestarian budaya; dan (3) nilai edukatif yang teridentifikasi yaitu nilai pelestarian religi, estetika, psikologis, sosiologis, dan budaya.</p> Komang Tari Karismayanti Copyright (c) 2024 komang https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6859 Wed, 30 Oct 2024 00:00:00 +0000 PERAN MEDITASI TRADISIONAL DALAM MENGURANGI DENTAL ANXIETY https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6845 <p><em>Dental anxiety</em> merupakan rasa takut atau kecemasan berlebihan yang muncul akibat kunjungan ke dokter gigi atau prosedur yang dilakukan oleh dokter gigi. Kondisi ini dapat berkisar dari kecemasan ringan hingga ketakutan ekstrem yang membuat seseorang menghindari perawatan gigi sama sekali. Metode meditasi, seperti pengaturan napas dalam dan <em>mindfulness</em>, dapat merangsang sistem saraf parasimpatik yang berfungsi menenangkan tubuh dan mengurangi gejala fisik kecemasan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai bagaimana praktik <em>mindfulness tradisional</em> dapat membantu mengurangi kecemasan yang berhubungan dengan perawatan gigi. Dengan meditasi, diharapkan pasien dapat merasa lebih tenang sebelum dan selama prosedur, sehingga ketakutan berkurang dan pengalaman perawatan menjadi lebih positif. Beberapa metode meditasi yang dapat menenangkan pikiran untuk mengatasi kecemasan gigi meliputi pernapasan diafragma, <em>body scan</em>, visualisasi, meditasi <em>mindfulness</em>, dan meditasi cinta kasih. Teknik-teknik ini dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan gigi dengan menenangkan pikiran dan tubuh, serta meningkatkan kesejahteraan emosional. Mengintegrasikan meditasi ke dalam rutinitas perawatan gigi tidak hanya memberikan rasa nyaman bagi pasien, tetapi juga berkontribusi pada hasil perawatan yang lebih baik. Melalui latihan <em>mindfulness</em>, pasien dapat belajar mengelola ketakutan dan kecemasan mereka dengan lebih efektif.</p> Agung Setiabudi, I.A Istri Agung Krisna Kencana Dewi Copyright (c) 2024 agung https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6845 Thu, 31 Oct 2024 00:00:00 +0000 MAKNA TRADISI TUMPENG DALAM BUDAYA JAWA DAN RELEVANSINYA BAGI PENGHAYATAN PERAYAAN EKARISTI DI PAROKI MARIA RATU DAMAI PURWOREJO MALANG https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6844 <p>Tumpeng banyak dipakai dalam kegiatan orang Jawa baik Katolik maupun non Katolik. Akan tetapi, makna simbolis tradisi Tumpeng sering kurang dipahami dan kabur. Umat Katolik non Jawa yang memakai tradisi ini juga kurang memahami, tidak terkecuali umat Katolik Jawa kurang memahami makna dan tujuan tradisi tumpeng, terutama relevansinya dengan perayaan Ekaristi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna tradisi tumpeng dan relevansi tradisi tumpeng bagi penghayatan perayaan Ekaristi bagi umat di Paroki Maria Ratu Damai Purworejo. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Narasumber dalam penelitian ini adalah umat dan pastor paroki. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Peneliti melakukan pengujian keabsahan data dengan menggunakan triangulasi Teknik pengumpulan data. Upacara tumpengan di Paroki Maria Ratu Damai Purworejo menunjukkan adanya keselarasan dengan perayaan Ekaristi. Keduanya sama-sama menekankan pentingnya syukur, namun dengan fokus yang berbeda. Tumpengan lebih pada syukur atas berkat duniawi, sedangkan Ekaristi berpusat pada syukur atas karya penyelamatan Kristus.</p> Raimundus Lulus Sukaryo, Alfonsus Krismiyanto, Paskalis Edwin I Nyoman Paska Copyright (c) 2024 raymundus https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6844 Wed, 30 Oct 2024 00:00:00 +0000 JALINAN SUCI MANUSIA, ALAM, DAN TUHAN DALAM UPACARA NGABEN DI BALI https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6841 <p>Konsep Tri Hita Karana yang mencerminkan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan sangat esensial dalam kehidupan masyarakat Bali, terimplementasi secara nyata dalam upacara Ngaben, ritual kremasi khas Bali. Penelitian ini bertujuan mengkaji penerapan Tri Hita Karana dalam Ngaben dan relevansinya dalam konteks sosial-budaya Bali modern. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi, data dikumpulkan melalui observasi partisipan dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap elemen Tri Hita Karana, parahyangan (hubungan dengan Tuhan), pawongan (hubungan antarmanusia), dan palemahan (hubungan dengan alam) bermanifestasi nyata dalam Ngaben. Ngaben memperkuat kohesi sosial dan penghormatan pada alam dengan penggunaan material alami, menunjukkan fleksibilitas tradisi di tengah arus modernisasi tanpa kehilangan esensinya.</p> Putu Krisna Dewi, I Wayan Suja Copyright (c) 2024 krisna https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6841 Wed, 30 Oct 2024 00:00:00 +0000 TRANSFORMASI UPACARA ATIWA-TIWA DI DESA SIANGAN KECAMATAN GIANYAR, KABUPATEN GIANYAR https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6787 <p>Artikel ini membahas transformasi upacara <em>atiwa-tiwa</em> di Desa Adat Siangan, <em>atiwa-tiwa</em> yang awalnya dilakukan di setra desa, kini ada kecenderungan melaksanakan <em>atiwa-tiwa</em> di krematorium (tempat kremasi). Pergeseran ini akan berdampak pada tatanan adat, sosial, dan religius khususnya di Desa Adat Siangan. Perihal ini menarik untuk dikaji dan peneliti berupaya memfokuskan pada penyebab terjadi transformasi ini, proses dan implikasinya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Data dianalisis dengan teknik analisis interpretatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa&nbsp; ada beberapa faktor penyebab terjadinya transformasi dalam upacara <em>atiwa-tiwa</em> yakni faktor sosial, budaya, ekonomi dan modernisasi. Transformasi ini juga berimplikasi terhadap kehidupan ekonomi, budaya, dan keagamaan.</p> Ida Bagus Putu Wiadnyana Manuaba, I Ketut Suda , Ni Kadek Ayu Kristini Putri, I Gusti Agung Paramita Copyright (c) 2024 manuaba https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6787 Thu, 31 Oct 2024 00:00:00 +0000 ANALISIS PENTINGNYA MENJAGA KERUKUNAN UMAT BUDDHA DI VIHARA CAKRA JAYA, VIHARA CAKRA DHAMMALOKA, DAN PADEPOKAN DHAMMALOKA ARAMA KABUPATEN BANJARNEGARA https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6718 <p>Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana umat Buddha di Banjarnegara menjaga kerukunan antar umat Buddha yang berbeda sekte. Penelitian ini dilakukan pada tiga vihara di Banjarnegara yang memiliki umat Buddha dengan berbeda majelis yaitu majelis Buddhayana dan majelis Theravada yaitu Vihara Cakra Jaya yang terletak di desa Mandiraja Wetan, Vihara Cakra Dhammaloka yang terletak di desa Somawangi, dan Padepokan Dhammaloka Arama yang terletak di desa Merden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tekni pengumpulan data berupa observasi, wawancara, serta dokumentasi. Subjek penelitian diambil dari umat yang terjun langsung dan berperan aktif dalam kegiatan umat Buddha dalam menjaga kerukunan umat Buddha di Banjarnegara. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kerukunan umat Buddha di Vihara Cakra Jaya, Vihara Cakra Dhammaloka dan Padepokan Dhammaloka Arama adalah hal yang penting untuk tercipta karena mengingat umat Buddha yang ada di tiga vihara tersebut termasuk minoritas dalam daerahnya. Untuk menciptakan kerukunan umat Buddha di ketiga vihara tersebut, dilakukan dengan cara melaksanakan <em>pujawalian</em> bersama, <em>anjangsana</em>, sosialisasi, pelaksanaan kegiatan terkhusus untuk muda-mudi Buddhis (Sekolah minggu; Atthasila, Meditas, Dhamma; DhammaClass) serta arisan yang secara rutin dilakukan oleh para orangtua.</p> Evi Ratnasari Evi, Hesti Sadtyadi Hesti Copyright (c) 2024 evi https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6718 Tue, 22 Oct 2024 00:00:00 +0000 INTEGRATING PAÑCAMAYAKOSA IN ADDRESSING DEPRESSION: A STUDY IN HINDU PHILOSOPHICAL APPROACH https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6717 <p>Depresi adalah kondisi yang ditandai dengan ketidakseimbangan atau gangguan dalam diri sendiri yang terkait dengan aspek bio-psiko-sosial, yang terwujud dalam gejala-gejala seperti hilangnya semangat, perasaan sedih, rendah diri, menarik diri dari orang lain dan lingkungan, serta pikiran atau upaya bunuh diri. Mengingat meningkatnya prevalensi depresi dan dampaknya terhadap kesehatan global, sangat mendesak untuk mengeksplorasi perspektif dan solusi alternatif. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif, menggunakan sumber data sekunder seperti buku, jurnal, dan laporan penelitian, yang dianalisis melalui studi dokumen untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang gangguan depresi. Konsep Hindu tentang Pañcam?y?ko?a, yang menggambarkan lima lapisan kesadaran individu, digunakan sebagai alat analisis utama. Studi ini mengungkapkan bahwa depresi dapat dipahami sebagai ketidakseimbangan dalam lapisan-lapisan ini, dan menunjukkan bahwa praktik holistik seperti yoga, meditasi, dan pr??ayama, bersama dengan menumbuhkan pikiran positif dan dukungan sosial, dapat secara efektif mengatasi gangguan depresi. Temuan-temuan ini menyoroti potensi mengintegrasikan kearifan tradisional Hindu dengan pendekatan psikologis modern untuk mengembangkan strategi yang efektif untuk mengelola depresi.</p> Gede Endy Kumara Gupta, Ida Ayu Gde Wulandari, Ida Bagus Ketut Mantra Copyright (c) 2024 Gupta https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6717 Wed, 23 Oct 2024 00:00:00 +0000 PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEBUDAYAAN BALI https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6716 <p>Kebudayaan Bali tidak pernah terlepas dari perpaduan harmonis antara tradisi keagamaan yang kental, kekayaan seni yang beragam, tradisi lisan, pakaian adat, bahasa daerah, serta adat istiadat yang menjadi bukti ketahanan dan kreativitas selama berabad-abad. Di balik keberagaman budaya tersebut, Bali sering menghadapi serangan dari pengaruh era globalisasi yang dapat mengancam warisan budaya. Dampak yang signifikan terhadap kebudayaan tradisional Bali adalah komodifikasi budaya Bali untuk tujuan pariwisata dan westernisasi akibat pengaruh perkembangan teknologi (media digital). Di tengah kekuatan globalisasi, masyarakat Bali perlu selalu menjaga keseimbangan antara menghormati kearifan masa lalu dan memanfaatkan peluang yang saat ini tanpa mengorbankan identitas budaya tradisional Bali dan nilai-nilai luhur yang dikandungnya.</p> Ni Ketut Riska Dewi Prawita Riska , I Gusti Nyoman Agung Ngurah Sedana Putra, I Gusti Agung Paramita, Ida Kade Suarioka Copyright (c) 2024 riska https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6716 Thu, 24 Oct 2024 00:00:00 +0000 INTERNALISASI NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEARIFAN LOKAL NGUPAH WAYANG https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6681 <p>Wayang merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang ada di Bali. Sebagai sebuah kesenian wayang tentunya memiliki nilai yang sarat dengan religiusitas. Wayang merupakan kesenian yang dapat dipentaskan sebagai wali, bebali dan balih-balihan. Dalam sejarahnya wayang telah ada sejak jaman dahulu sehingga wayang juga disebut sebagai kesenian klasik. Sebagai sebuah bentuk kesenian wayang juga terkena oleh dampak globalisasi. Hal ini dapat kita lihat dari minimnya masyarakat yang saat ini gemar menonton wayang, terkecuali dalam bentuk wayang sebagai wali. Padahal disisilain wayang juga memiliki nilai yang sangat penting yaitu sebagai media dalam pembentukan karakter bagi generasi muda. Melalui sisipan cerita yang diambil melalui itihasa wayang mencoba menguraikan tentang ajaran-ajaran agama dalam setiap pertunjukannya. Hal inilah yang dilakukan oleh masyarakat di Kec. Banjar Kabupaten Buleleng kendatipun arus globalisasi melanda namun eksistensi pertunjukan wayang yang dibalut dalam tradiisi ngupah wayang masih terjaga. Hal ini dipercayai sebagai bentuk media internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter bagi mereka yang menanggap wayang.Dari latar belakang tersebut rumusan masalah yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah 1) Mengapa tradisi ngupah wayang sebagai media pendidikan karakter&nbsp; masih eksis dilaksanakan di Desa Banjar Kecamatan Banjar? 2) Bagaimana bentuk tradisi ngupah wayang sebagai media pendidikan karakter di Desa Banjar Kec. Banjar Kab. Buleleng? 3) Bagaimana implikasi dari tradisi ngupah wayang sebagai media pendidikan karakter di Desa Banjar Kec. Banjar Kabupaten Buleleng? Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode kualitatif. Teori yang dipergunakan dalam membedah rumusan masalah adalah teori eksistensialisme, teori fungsional structural. Hasil penelitian ini adalah pentingnya kehadiran wayang sebagai media internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter adalah Atma sradha, tradisi, dan juga suah ujar (mesesangi), bentuk pendidikan karakter tertuang dalam lakon cerita, upakara, dan penglukatan.</p> Komang Agus Triadi Kiswara, I Nyoman Sudanta , Gede Padma Sumardiana, Ni Wayan Yuni Astuti Copyright (c) 2024 Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6681 Tue, 29 Oct 2024 00:00:00 +0000 ANALISIS PERAN OBJEK WISATA CANDI BOROBUDUR DALAM MASYARAKAT UMAT BUDDHA DI JAWA TENGAH https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6667 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran objek wisata Candi Borobudur dalam masyarakat umat Buddha di Jawa Tengah. Candi Borobudur merupakan perwujudan dari simbol agama Buddha. Pemilihan daerah wisata Candi Borobudur sebagai objek penelitian dikarenakan masyarakat umat Buddha belum memahami peran dari candi Borobudur untuk umat Buddha itu sendiri. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Tehnik keabsahan data menggunakan trianggulasi data. Hasil penelitian ini adalah peran Candi Borobudur bagi umat Buddha di Jawa Tengah antara lain sebagai pusata spiritual dimana setiap tahunnya umat Buddha melaksanakan ritual dan meditasi di candi untuk memperkuat praktik keagamannya, warisan budaya yaitu Borobudur merupakan salah satu wariasn dunia yang menjadi symbol umat Buddha serta mampu memperkuat rasa kebanggaan akan warisan budaya dan pendidikan yaitu Candi Borobudur merupakan lading ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari dengan memahami relief dan arsitertur candi tersebut.</p> Agus Subandi Copyright (c) 2024 Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6667 Fri, 25 Oct 2024 00:00:00 +0000 PEMENTASAN TARI REJANG DI PURA DESA, DESA ADAT SIDETAPA KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6645 <p><em>This study aims to determine the educational values contained in the Rejang Dance Performance at Pura Desa Sidetapa Village, Banjar District, from the perspective of Hindu Religious Education. The Rejang Dance Performance, part of the Galungan and Kuningan holiday series, is routinely held three days after these holidays and is a form of the Dewa Yadnya ceremony. The issues examined in this study are: (1) the procession of the Rejang Dance performance at Pura Desa Sidetapa Village, Banjar District; (2) the didactic function of the Rejang Dance performance at Pura Desa Sidetapa Village, Banjar District; and (3) the Hindu religious education values contained in the Rejang Dance performance at Pura Desa Sidetapa Village, Banjar District, Buleleng Regency. This research was conducted qualitatively by selecting informants through purposive sampling. The theories applied in this study are Religious Theory, Structural Functionalism, Aesthetic Theory, and Ethno-Pedagogy. Data collection methods included interviews and document studies. The research findings revealed that: (1) the Rejang Dance performance at Pura Desa Sidetapa Village, Banjar District, Buleleng Regency, begins with the preparation of ceremonial offerings (banten), followed by a communal prayer ceremony, and then the performance of the Rejang dance—a sacred dance performed by young men and women wearing traditional sacred costumes. This sacred dance complements the Dewa Yadnya ceremony at Pura Desa Sidetapa Village, which is believed to bring blessings to the local community; (2) the didactic functions of the Rejang Dance performance include religious, aesthetic, psychological, sociological, and cultural preservation functions; and (3) the educational values identified are religious, aesthetic, psychological, sociological, and cultural preservation&nbsp;values.</em></p> Komang Tari Karismayanti Copyright (c) 2024 Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/article/view/6645 Sun, 27 Oct 2024 00:00:00 +0000