PROGRAM DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA MELALUI PENGAYAAN MATERI DAN PELATIHAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DAN PEMERIKSAAN PAYUDARA OLEH TENAGA KLINIS (SADANIS) PADA BIDAN DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM TABANAN
Abstract
Sebagian besar penderita kanker payudara datang ke sarana pelayanan kesehatan/ Rumah sakit dengan stadium lanjut (terlambat). Hal ini disebabkan karena program deteksi dini masih belum efisien dan efektif akibat skrining terhadap kanker payudara masih bersifat individual dan sporadis. Di Indonesia, angka kejadian kanker payudara dibuat berdasarkan registrasi berbasis patologi dengan insiden relative 11,5% (artinya ada 11-12 kasus baru per 100.000 penduduk berisiko). Untuk melaksanakan upaya pencegahan kanker payudara maka FKIK Universitas Warmadewa melakukan pengabdian masyarakat melalui pengayaan materi dan pelatihan deteksi dini kanker payudara kepada 71 bidan yang bekerja di BRSU Tabanan sebagai salah satu penunjang dalam pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan kanker payudara. Kegiatan ini diadakan secara daring menggunakan aplikasi zoom presentasi oleh narasumber Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, mayoritas kader kesehatan memiliki pengetahuan kurang tentang SADARI (97%). Kedua, pengetahuan yang kurang tentang SADARI rupanya tidak menghalangi kader kesehatan untuk melakukan SADARI (28%). Ketiga, pelatihan SADARI meningkatkan keterampilan kader kesehatan dengan rata-rata peningkatan 31%. Keempat, pelatihan SADARI juga meningkatkan pengetahuan kader dengan rata-rata peningkatan 29%. Disamping itu, semua kader menyatakan bahwa mereka akan menyebarkan pengetahuan dan keterampilan SADARI yang mereka miliki kepada keluarga dan orang lain.