Sustainable, Planning and Culture (SPACE) : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space <p>SPACE stands for Sustainable, Planning and Culture. The existence of SPACE Journal aims as a medium of scientific communication in the realm of science, especially in the area of regional and city planning. This journal is expected to become a forum for dialogue to build the concept of sustainability in the context of planning and culture, so that it becomes a catalyst for the emergence of integrated and comprehensive thinking that can provide benefits and increase the repertoire of knowledge in the area of regional and city planning based on local culture.</p> <p>&nbsp;</p> <p><a title="Google Scholar" href="https://scholar.google.com/citations?user=cwUbCaoAAAAJ&amp;hl=en&amp;authuser=2" target="_blank" rel="noopener"><img src="/public/site/images/puskom/GoogleScholar2.jpg"></a><a title="Crossref" href="https://doi.org/10.32795/ijiis.v1.i1" target="_blank" rel="noopener">&nbsp;</a><a title="Indonesia One Search" href="https://onesearch.id/Search/Results?filter[]=repoId:IOS13912" target="_blank" rel="noopener"><img src="/public/site/images/puskom/onesearch.jpg"></a>&nbsp;<a title="Neliti" href="https://www.neliti.com/id/journals/space" target="_blank" rel="noopener"><img src="/public/site/images/040487/neliti.jpg"></a>&nbsp;<a title="Garuda" href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/18181" target="_blank" rel="noopener"><img src="/public/site/images/040487/garuda.jpg"></a>&nbsp;<a title="OCLC" href="https://www.worldcat.org/search?q=on:DGCNT+https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space/oai+space:ART+IDHIN&amp;qt=results_page" target="_blank" rel="noopener"><img src="/public/site/images/040487/OCLC.jpg"></a></p> en-US subawa93@unhi.ac.id (I Gede Bendesa Subawa) ruma@unhi.ac.id (I Komang Widanta Ruma) Thu, 26 Dec 2024 00:34:03 +0000 OJS 3.1.2.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KEPADATAN LALU LINTAS PADA JALAN ARTERI PRIMER: STUDI KASUS KOTA SEMARANG, KABUPATEN TANGERANG, KOTA PROBOLINGGO, KOTA BEKASI, DAN KOTA BANDUNG https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space/article/view/6644 <p><em>Kemajuan aktivitas manusia memerlukan moda transportasi yang efisien untuk mendukung upaya tersebut. Ketika aktivitas pergerakan melampaui kapasitas infrastruktur jalan yang ada, dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas, terutama di pusat kota besar. Penyebab kemacetan ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. </em><em>Selain itu, dampak kemacetan lalu lintas terhadap aktivitas manusia dapat menjadi signifikan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kepadatan lalu lintas di jalan arteri utama. Untuk mencapai hal ini, pendekatan kualitatif dengan studi literature review digunakan. Daerah yang diteliti dalam studi pustaka ini meliputi Kota Parepare, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Tangerang, Kota Probolinggo, dan Kota Palu. Dari proses analisis didapatkan hasil bahwa kemacetan yang disebebkan oleh perubahan penggunaan lahan terjadi pada studi kasus di Kota Semarang dan Kota Bekasi. Kemudian untuk kemacetan yang disebebkan oleh jumlah kendaraan dan kinerja jalan terjadi pada studi kasus di Kota Tangerang, Kota Bekasi dan Kota Bandung. Untuk kemacetan yang disebabkan oleh hambatan samping terjadi pada studi kasus di Kota Tangerang dan Kota Probolinggo.</em></p> Ilham Firdaus, Abied Rizky Putra Muttaqien Copyright (c) 2024 Sustainable, Planning and Culture (SPACE) : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space/article/view/6644 Tue, 24 Dec 2024 07:58:48 +0000 EVALUASI IMPLEMENTASI MITIGASI BENCANA TSUNAMI DI KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH TANAH LOT https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space/article/view/6968 <p>Bali terletak pada jalur pertemuan tiga lempeng yang disebut Cincin Api Pasifik yang dimana pada tahun 2018 tercatat sebanyak 23 gempa bumi terjadi pada area ini yang tiga diantaranya menjadi bencana tsunami. Tanah Lot ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2020 Tentang RTRWP Bali 2020-2040 yang selanjutnya disebut sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Daerah. Melihat arah pengembangan wisata pantai yang menjadi pengembangan utama dan bencana tsunami yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Mengakibatkan semakin pentingnya pengembangan mitigasi pra bencana tsunami guna meningkatkan perasaan aman bagi para wisatawan. Oleh sebab itu perlu dilakukan Evaluasi Implementasi Kebijakan Mitigasi Bencana Tsunami di Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Tanah Lot. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif. Jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kesesuaian kebijakan antar yang satu dan lainya paling tinggi yaitu pada variabel Penyediaan Fasilitas Penyelamatan Diri yang masing-masing kebijakan menerangkan secara eksplisit keperluan penyediaan fasilitas penyelamatan diri. Implementasi kebijakan yang selaras mendapatkan nilai 3 atau kebijakannya sudah berjalan sesuai standar namun dalam keadaan rusak</p> Made Indirwan Indraguna, Wahyudi Arimbawa, Wayan Damar Windu Kurniawan Copyright (c) https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space/article/view/6968 Tue, 24 Dec 2024 00:00:00 +0000 IDENTIFIKASI SEBARAN SPASIAL TINGGALAN ARKEOLOGIS DI DESA BATUAN KALER, KABUPATEN GIANYAR https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space/article/view/6971 <p>Desa Batuan Kaler merupakan desa yang berada di Kabupaten Gianyar yang memiliki tinggalan arkeologis yang sangat banyak dan tersebar di Pura-pura, namun belum berpola dengan baik. Hal ini dikarenakan Desa Batuan Kaler belum memiliki peta sebaran tinggalan arkeologis. Tinggalan arkeologis di Desa Batuan Kaler memiliki potensi yang dapat mendukung kegiatan pariwisata serta pemetaan peta sebaran tinggalan arkeologis dapat membantu dan mempermudah wisatawan maupun pemerintah setempat dalam mengakses tempat tersebut. Metode penelitian yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggalan arkeologis di Desa Batuan Kaler memiliki kriteria sebagai obyek pelestarian serta memiliki unsur signifikansi budaya. Tinggalan arkeologis tersebut menyebar secara berkelompok dan terdapat di pura-pura yang ada di Desa Batuan Kaler, yang dibagi menjadi 3 kelompok kawasan arkeologis diantaranya, Kawasan 1 Pura Hyang Tibha, Kawasan 2 Pura Wasan, Kawasan 3 Pura Puseh Ganggangan Canggi. Desa Batuan Kaler juga memiliki tinggalan-tinggalan arkeologis yang menurut cerita Jro Mangku Batur, masih terkubur dibawah tanah dan terletak Kawasan 3 Pura Puseh Ganggangan Canggi.</p> Maria Gracia Ampur, Ni G.A Diah Ambarwati Kardinal Copyright (c) https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space/article/view/6971 Tue, 24 Dec 2024 11:49:51 +0000 PENENTUAN RUTE ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN PENETAPAN KAWASAN PERKOTAAN: STUDI KASUS KOTA SAMARINDA DAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space/article/view/3619 <p>Transportasi sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan harus dibentuk sebagai suatu sistem terintegrasi meliputi sarana, prasarana, tata laksana dan sumber daya manusia sehingga jaringan prasarana dan jaringan pelayanan menjadi optimal sesuai kebutuhan. Pembangunan sektor transportasi diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi yang efektif dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa, mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kota Samarinda merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Timur yang wilayahnya dikelilingi dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Dalam sistem perkotaan nasional, Kota Samarinda telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Kota Samarinda juga termasuk ke dalam Kawasan Strategis Nasional Kawasan Pengembangan&nbsp;&nbsp; Ekonomi Terpadu Samarinda, Sanga-Sanga, Muara Jawa&nbsp;&nbsp; dan Balikpapan (KAPET SASAMBA). Seiring dengan perkembangan kawasan perkotaan Samarinda dan sebagian Kutai&nbsp;&nbsp; Kartanegara yang semakin maju dan menjadi wilayah aglomerasi perkotaan, mengakibatkan interaksi sosial dan kegiatan sehari-hari tidak terbatas oleh batas wilayah. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan transportasi di aglomerasi perkotaan Samarinda adalah dengan meningkatkan pelayanan kepada konsumen angkutan umum, sehingga eksistensi angkutan umum di kalangan masyarakat tetap terjaga.&nbsp; Peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum dilakukan melalui suatu kajian ilmiah, dimana kajian tersebut dapat menentukan kawasan aglomerasi perkotaan di ruas Samarinda - Kutai Kartanegara yang terlayani angkutan perkotaan.</p> Maria Christina Endarwati , Mohammad Reza Copyright (c) https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space/article/view/3619 Tue, 24 Dec 2024 12:30:27 +0000 IDENTIFIKASI POLA PERSEBARAN PUSAT – PUSAT KEGIATAN DI KAWASAN PERKOTAAN BANGLI https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space/article/view/6973 <p>Urbanisasi, secara makro, merujuk pada proses kompleks yang melibatkan perubahan dalam berbagai aspek, termasuk demografi, ekonomi, teknologi, sosial, politik, budaya, dan lingkungan. Secara spesifik, urbanisasi dapat diartikan sebagai peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas di kawasan perkotaan, yang menyebabkan konsentrasi dan intensitas aktivitas ekonomi. Kota memiliki kemampuan tidak hanya untuk mendorong pertumbuhan internal, tetapi juga memberikan dampak ke luar wilayahnya, baik ke daerah sekitarnya maupun kota lainnya. Proses ini menciptakan distribusi manfaat ekonomi melalui dua cara: pertumbuhan internal <em>(intensive margin)</em> dan perkembangan eksternal <em>(extensive margin).</em> Dalam konteks Kawasan Perkotaan Bangli, penelitian kualitatif-kuantitatif dilakukan untuk mengidentifikasi persebaran pusat kegiatan dan kaitannya dengan sentralitas lokasi. Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung jarak dan pola distribusi pusat kegiatan, sementara analisis kualitatif menggambarkan peran dan identitasnya. Berdasarkan analisis, Bangli memiliki 2 fasilitas kesehatan berupa rumah sakit, 17 fasilitas pendidikan (12 SD, 3 SMP, 2 SMA), 2 fasilitas peribadatan (1 masjid dan 1 musholla), 3 pusat perdagangan berupa pasar, 9 fasilitas budaya dan rekreasi seperti balai warga, serta 1 ruang terbuka hijau berupa lapangan olahraga. Hasil analisis menggunakan perangkat lunak ArcGIS menunjukkan bahwa pola persebaran fasilitas kesehatan, pendidikan, perdagangan, serta kebudayaan dan rekreasi bersifat tersebar <em>(dispersed).</em> Sebaliknya, fasilitas peribadatan dan ruang terbuka hijau tidak menunjukkan pola karena hanya terdapat satu unit fasilitas di masing-masing kategori.</p> I Gede Toby Pratama, I Nyoman Harry Juliarthana , Komang Wirawan Copyright (c) https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space/article/view/6973 Tue, 24 Dec 2024 13:26:16 +0000 KAJIAN KESIAPAN PENGEMBANGAN WISATA MANGROVE DI DESA JUNGUTBATU, NUSA LEMBONGAN https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space/article/view/6974 <p>Mangrove Desa Jungutbatu memiliki akses yang terbatas terhadap infrastruktur dalam melakukan kegiatan. Hal ini dapat menghambat pengembangan wisata mangrove dan usaha ekonomi lainnya yang berbasis mangrove. Kurangnya fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan wisata di hutan mangrove yang berkelanjutan. Diperlukan kesiapan dalam pengembangan wisata mangrove Jungutbatu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi pendukung wisata mangrove di Desa Jungutbatu dan menganalisis kesiapan pengembangan wisata mangrove di Desa Jungutbatu. Manfaat penelitian ini untuk pemerintah dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam perencanaan, perkembangan, dan pembangunan pariwisata di daerah, untuk pengetahuan masyarakat mengenai potensi, perkembangan wisata di daerahnya, dan bagi masyarakat Desa Jungutbatu, dapat berkontribusi dalam pemeliharaan dan pelestarian kawasan ekowisata mangrove. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dengan menggunakan analisis evaluatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi lapangan, studi pustaka dan kuesioner dengan total responden sebanyak 100 orang. Hasil penelitian ini terdapat potensi mangrove tour dan mangrove point dengan aktivitas yang berbeda dan menunjukkan kesiapan dalam pengembangan wisata mangrove di Desa Jungutbatu tergolong siap dengan kategori sebagai wisata yang berkembang.</p> I Gede Riski Divta Pratama, I Komang Gede Santhyasa Copyright (c) https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space/article/view/6974 Tue, 24 Dec 2024 15:23:18 +0000