PENGARUH LAMA BEKERJA TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT PADA PETUGAS FOGGING DI KOTA DENPASAR

  • Ni Putu Dinda Setiawati Program Studi Teknologi Laboratorium Medik, Universitas Bali Internasional
  • Ni Putu Rahayu Artini Program Studi Teknologi Laboratorium Medik, Universitas Bali Internasional
  • I Wayan Tanjung Aryasa Program Studi Teknologi Laboratorium Medik, Universitas Bali Internasional
Keywords: SGOT, SGPT, fogging

Abstract

Kerusakan hati yang timbul di karenakan paparan zat kimia dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan fungsi hati  yaitu pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) atau juga dinamakan AST (Aspartat Aminotransferase) merupakan enzim yang dijumpai dalam otot jantung dan hati Selain SGOT dilakukan juga pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Penelitian ini menggunakan rancangan Operational research non eksperimental pretest – posttest. hasil pengujian dan standar deviasi pada bulan maret tahun 2019 terendah sebesar 16,0±0,00 U/L, kadar tertinggi sebesar 30,0±0,00 U/L, dengan rata-rata sebesar 24,2±0,09 U/L. Hasil kadar SGOT pada bulan april terendah sebesar 23,0±0,00 U/L, Kadar tertinggi sebesar 54,0±0,00 U/L, dengan rata-rata sebesar 29,9±0,16 U/L. Hasil rata-rata SGPT pengaruh lama bekerja pada petugas fogging pada bulan maret terendah sebesar 11,0±0,00 U/L, kadar tertinggi sebesar 68,0±0,00 U/L, dengan rata-rata sebesar 30,8±0,24 U/L, Hasil kadar SGPT pada bulan april terendah sebesar 15,0±0,00 U/L, kadar tertinggi sebesar 89,0±0,00 U/L, dengan rata-rata sebesar 42,5±0,23 U/L. kenaikan presentase kadar SGOT pada petugas fogging di bulan maret sebesar 30,0 %. Pada bulan april 54,0% Hasil presentase kadar SGPT pada petugas fogging bulan maret 68,7% pada bulan april 89,3%.

Published
2021-04-05