KAYU BAHAN BANGUNAN TRADISIONAL BALI DALAM PERSPEKTIF EKOLOGI BUDAYA

  • I Putu Gede Suyoga Institut Desain dan Bisnis Bali Denpasar
  • I Made Gede Anadhi Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
Keywords: kayu, bahan bangunan tradisional, ekologi budaya, etnis Bali

Abstract

Kayu adalah bahan bangunan utama dalam khasanah arsitektur tradisional etnis Bali. Pemanfaatannya sudah diatur dalam sejumlah pustaka kearsitekturan tradisional Bali. Hal ini dapat dipahami sebagai hasil adaptasi ekologis yang terabstraksi dari filosofi Tri Hita Karana. Bagaimana aspek-aspek filosofi tersebut teraplikasi dalam praktik kultural etnis Bali? Studi dengan kualitatif dengan deskriptif interpretatif ini, menelaah dengan pendekatan Ekologi Budaya. Hasil studi menunjukkan praksis etnis Bali dalam pemanfaatan kayu sebagai bahan utama bangunan tradisional Bali, merupakan kompleksitas gagasan, etika pola prilaku, dan artefak simbolik yang sarat makna ekologi. Ketentuan klasifikasi kayu, arah tebang, tabu/larangan, dan lain-lainnya adalah sebagian kecil dari aplikasi sosio kultural. Aspek parhyangan menekankan pendekatan sistem kepercayaan dan ritual periodik. Aspek pawongan dan palemahan dengan panduan pilihan kayu untuk masing-masing bangunan. Pada akhirnya praksis kolektif etnis itu menjadi karakter sosial, yakni mencintai lingkungan alam sekitar sebagai bagian dari ekologi global.

Author Biography

I Putu Gede Suyoga, Institut Desain dan Bisnis Bali Denpasar

Kayu adalah bahan bangunan utama dalam khasanah arsitektur tradisional etnis Bali. Pemanfaatannya sudah diatur dalam sejumlah pustaka kearsitekturan tradisional Bali. Hal ini dapat dipahami sebagai hasil adaptasi ekologis yang terabstraksi dari filosofi Tri Hita Karana. Bagaimana aspek-aspek filosofi tersebut teraplikasi dalam praktik kultural etnis Bali? Studi dengan kualitatif dengan deskriptif interpretatif ini, menelaah dengan pendekatan Ekologi Budaya. Hasil studi menunjukkan praksis etnis Bali dalam pemanfaatan kayu sebagai bahan utama bangunan tradisional Bali, merupakan kompleksitas gagasan, etika pola prilaku, dan artefak simbolik yang sarat makna ekologi. Ketentuan klasifikasi kayu, arah tebang, tabu/larangan, dan lain-lainnya adalah sebagian kecil dari aplikasi sosio kultural. Aspek parhyangan menekankan pendekatan sistem kepercayaan dan ritual periodik. Aspek pawongan dan palemahan dengan panduan pilihan kayu untuk masing-masing bangunan. Pada akhirnya praksis kolektif etnis itu menjadi karakter sosial, yakni mencintai lingkungan alam sekitar sebagai bagian dari ekologi global.

 

Published
2023-01-02