PERAN REMAJA PUTRI DALAM MELESTARIKAN GAMELAN GENDER WAYANG DI KOTA DENPASAR
Abstract
Gender Wayang is a Balinese gamelan musical instrument that is very special because it has a form, repertoire, and techniques to grow with virtuosic skills. The once dominant Gender Wayang gamelan grower is still played by men, but with the development of the times or the influence of globalization causes a shift from male anchors to the entry of female growers, especially those who are rife today in Denpasar city, namely young women. This research examined how the role of young women as well as the function of the role of young women in preserving Balinese culture, especially gamelan Gender Wayang in Denpasar City. This research is conducted with a qualitative approach with case study research design. The results of this study show that the contribution of the role of gender in the form of the role of young women in the Gender Wayang brings social and cultural changes in terms of the respect of this emancipation movement leading young women to participate in playing the Gender Wayang and has an impact on the development of its function in socio-culture, aesthetic presentation and economic function.
References
Agustin, Risa. 2012. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Serba Jaya.
Ayu Dyanesca Sicilia Kumara, Nyoman, Ni Luh Arjani, I Ketut Kaler. 2016. Kiprah Remaja Putri Dalam Sekaa Gong Istri Dharma Laksana (Penelitian Di Kelurahan Banajr Tengah Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana. Jurnal humanis, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, vol.16(3) September 2016:244-251.
Djelantik, A.A. Made. 2004. Estetika sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI).
Endraswara, Suwardi. 2003. Metode Penelitian Kebudayaan. Yogayakarta: Gajah Mada University Press.
Gie, The Liang. 2004. Filsafat Seni Sebuah Pengantar. Pusat Belajar Ilmu Berguna (PUBIB): Yogyakarta.
Kaplan, David, Robert A. Manners. 2002. Teori Budaya. Pustaka Pelajar Offset.
Lestari Noor, Mutia, Astri Dwi Andriani. 2020. Peran Remaja Dalam Program Kampung Keluarga Berencana (Studi Kasus Dalam Program Pik Remaja di RW 03 Desa Sukatani Kecamatan Pacet. Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian. Vol.6 (1) 2020: 399-412. https://journal.uniga.ac.id/index.php/JK/article/view/775
Lull, James. 1998. Media, Komunikasi, Kebudayaan : Suatu Pendekatan Global (terjemahan). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Maram, Rafael Raga, 2000. Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta
Mosse, Julia Cleves. 1996. Gender dan Pembangunan. Rifka Annisa Women’s Crisis Centre dengan Pustaka Pelajar.
Murgiyanto, Sal. 2003. Perempuan Dalam Seni Pertunjukan. Jakarta: Jurnal Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Muriniati, A. Nunuk p. 2000. Getar Gender Buku I dan II. Magelang: Yayasan Indonesia Tera.
Piliang, Yasraf Amir. 2006. Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan. Yogyakarta: Jalasutra.
Putra Astiti, Tjok Istri. 2002. “Perubahan Status Sosial Wanita dalam Masyarakat Bali Sebuah Problema dalam Kajian Wanitaâ€. Dalam Masalah Budaya dan Pariwisata dalam Pembangunan. Denpasar: Program Studi Magister (S2) kajian budaya Universitas Udayana.
Putra, I Nyoman Darma. 2003. Wanita Bali Tempo Dulu. Perspektif Masa Kini. Gianyar-Bali: Yayasan Bali Jani.
Suparta, I Made.1995. Citra Wanita dalam seni Pertunjukan Tradisional Bali, Makalah yang dipresentasikan dalam Temu
Ilmiah dan Festival seni MSPI di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Tim Redaksi, 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga.
Wicaksana, I Dewa Ketut. 2003/2004. Ni Nyoman Tjandri Sosok Seniwati Bali, Perempuan dalam Seni Pertunjukan. Jakarta: Jurnal Masyarakat seni Pertunjukan Indonesia
Yudarta, I Gede. 2006. Eksistensi Wanita dalam Seni Karawitan Gong Kebyar Studi Tentang Sekaa Gong Wanita Pusparini Mredangga, Br.Buruwan, Desa Sanur Kaja, Kec. Denpasar Selatan, kota Denpasar. Denpasar: Tesis Program Studi Magister (S2) kajian Budaya Universitas Udayana, Denpasar.