NANGIANG KERTHANING BHUMI FRAGMENTARI INOVASI MAHA KARYA SANGGAR SENI PANCER LANGIT
Abstract
AbstrakNangiang Kerthaning Bhumi yang diambil dari bahasa bali yang memiliki arti membangkitkan kembali kesejahteraan dunia. Merupakan sebuah karya inovasi baru persembahan Sanggar Seni Pancer Langiit dalam rangka Pelantikan Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Badung. Bentuk penyajian karya ini berbentuk Fragmentari Inovasi yang berkolaborasi langsung dengan anak-anak dari Sanggar Seni pancer langiit. Hasil analisis data menunjukkan dalam karya ini yang digagas bersama beberapa tim dari Sanggar Seni Pancer Langiit guna mempermudah jalannya proses penciptaan karya tari dengan mencoba menggabungkan aspek-aspek koreografi modern dan tradisi yang dirangkum dalam sebuah fragmentari kolosal dengan strutur 5 babak. Berawal dari fenomena yang sedang melanda bumi kita saat ini yakni Pandemi Covid-19 merupakan cerminan dari latar belakang terciptanya fragmentari ini. Penelitian ini membahas suatu karya tari oleh Dr. Anak Agung Gede Agung Rahma Putra, S.Sn., M. Sn pada tahun 2022. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan bentuk sajian dan penciptaan Tari Nangiang Kerthaning Bhumi yang menunjukkan konsep yang digagas dituangkan kedalam sebuah sajian karya inovasi yang berbentuk fragmen. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan sifat data kualitatif dan pendekatan koreografi. Sedangkan metode penciptaan yang digunakan dalam proses kreatif karya tari yakni “langon” . (Lontar Purwadhigama, 2003:24- 40).
Kata Kunci : Fragmentari, Nangiang Kerthaning Bhumi, Inovasi
Abstract
Nangiang Kerthaning Bhumi is taken from the Balinese language which means to revive world welfare. This is a new innovative work presented by the Pancer Langiit Art Studio in the framework of the Inauguration of the Branch Management Body (BPC) of the Indonesian Young Entrepreneurs Association (HIPMI) in Badung Regency. The form of presentation of this work is in the form of Fragmentary Innovation which collaborates directly with children from the Pancer Langit Art Studio. The results of the data analysis show that this work was initiated with several teams from the Pancer Langiit Art Studio to facilitate the process of creating dance works by trying to combine aspects of modern and traditional choreography which are summarized in a colossal fragmentary structure with 5 acts. Starting from the phenomenon that is currently hitting our earth, namely the Covid-19 Pandemic, is a reflection of the background for the creation of this fragmentary. This study discusses a dance work by Dr. Anak Agung Gede Agung Rahma Putra, S.Sn., M.Sn in 2022. This research is intended to describe the form of performance and the creation of the Nangiang Kerthaning Bhumi Dance which shows the concept initiated is poured into an innovative presentation in the form of fragments. The research method used is descriptive analysis with the nature of qualitative data and a choreographic approach. While the creation method used in the creative process of dance works is "langon". (Lontar Purwadhigama, 2003:24-40).
Keywords: Fragmentary, Nangiang Kerthaning Bhumi, Innovation
References
Rohidi, T. R. 2011. Metodologi Peneltian Seni. Cipta Prima Nusantara. Soedarsono. 1986. Elemen-Elemen Dasar Komposisi Tari. Legaligo.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendiidkan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfa Beta.
Meri terj. Soedarsono. 1986. Elemen-elemen Dasar Komposisi Tari. Yogyakarta: Legaligo
Sri Rochana, Wiedyastutieningrum. 2014. Pengantar Koreografi. Surakarta:Isi Pres