GENDING PENYANDAR DESA ADAT SERANGAN DALAM UPACARA MEPAJAR DI DESA ADAT SERANGAN, KECAMATAN DENPASAR SELATAN, KOTA DENPASAR (Nilai Pendidikan Seni Karawitan Keagamaan Hindu)

  • I WAYAN SUKADANA
  • I NYOMAN WINYANA
  • I NYOMAN SURIANTA
  • I MADE DAPA PERMANA
Keywords: Gending Penyandar, Mepajar

Abstract

Agama Hindu dibangun dalam tiga kerangka dasar, yaitu Tattwa, Susila, dan Upacara. Tatwa merupakan pengetahuan agama atau ajaran-ajaran keagamaan, Susila merupakan sebuah sikap, dan Upacara merupakan pelaksanaan ajaran agama. Ketiganya adalah salah satu kesatuan yang tidak terpisahkan serta mendasari tindak keagamaan umat Hindu.  Ketiga hal tersebut ada dalam kehidupan yang juga tidak terlepas dari beryadnya yang merupakan sebuah korban suci tulus iklhas yang dipersembahkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Yadnya merupakan salah satu bagian dari pelaksnaan upacara sebagai dasar pengembalian Tri Rna. Yadnya tidak hanya dapat dilakukan dalam bentuk persembahan berbentuk banten saja namun sebuah karya juga bisa dipersembahkan sebagai yadnya, yang dimana seluruh ide dan fikiran kita persembahkan ke dalam bentuk sebuah karya seni. Gending Penyandar merupakan salah satu komposisi gending atau lagu yang menjadi suatu ciri khas di Desa Adat Serangan. Gending Penyandar memiliki keunikan tersendiri yang bisa dilihat dari segi musikalitasnya yang bernuansa klasik yang hingga saat ini masih tetap dipertahankan. Gending penyandar merupakan iringan gending sakral yang digunakan atau berfungsi didalam upacara Dewa Yadnya (Mepajar). Mepajar adalah kata lain dari ritual yang menyangkut tentang Napak Pertiwi (turun ke bumi), melaui ritual dengan berbagai sarana upakara dan perlengkapan lainnya dengan rasa tulus ikhlas untuk menjalankan upacara mepajar. Sarana dan perlengkap salah satunya adalah dengan memainkan gamelan gong kebyar. Saat menyajikan Gending Penyandar, adanya daya tarik dari kalangan anak-anak, remaja, sampai orang tua dan menyajikan Gending Penyandar pada upacara Mepajar

Author Biographies

I NYOMAN WINYANA

Prodi Seni Krawitan, Universitas Hindu Indonesia

I NYOMAN SURIANTA

Prodi Seni Krawitan, Universitas Hindu Indonesia

I MADE DAPA PERMANA

Mahasiswa UNHI

References

Bandem, I Made. 1986. Prakempa Sebuah Lontar Gamelan Bali. Denpasar: Sekolah Tinggi Seni Indonesia.
Bandem, I Made. 2013. Gamelan Bali Di Atas Panggung Sejarah. Yogyakarta: BP Stikom.
Dalem, Drs, I Gusti Ketut. 1995. Panca Yadnya, Dewa Yadnya, Bhuta Yadnya, Rsi Yandya, Pitra Yadnya, Manusa Yadnya. Denpasar: Pemerintah Provinsi Bali.
Dibia, I Wayan. 1999.Selayang Pandang (Seni Pertunjukan Bali). Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Djelantik, A.A. Made. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI)
Donder, I Ketut. 2005. Esensi Bunyi Gamelan Dalam Prosesi Ritual Hindu. Surabaya: Paramitha.
Jamalus, 1988. Panduan Pengajaran Buku Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Proyek Pengembangan. Lembaga Pendidikan. Jakarta
Sudarsana, Ida Bagus Putu. 2005. Ajaran Agama Hindu. Denpasar: Yayasan Dharma Acarya.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D). Bandung: Alfabeta.
Tim Penyusun. 2002. Panca Yadnya. Denpasar: Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat.
Yoga, Putu. 2017. Gending Sandaran dalam upacara Mepajar gumi Kebon kuri, Kesiman, Denpasar Timur, Kota Denpasar. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI).
Donder, I Ketut. 2005. Esensi Bunyi Gamelan Dalam Prosesi Ritual Hindu. Surabaya: Paramitha
Published
2024-04-28