TRADISI MEPAJAR PADA UPACARA PEDATENGAN DI PURA BATUR SUMERTA DENPASAR
Abstract
Artikel ini membahas fungsi tradisi Mepajar pada upacara Pedatengan di Pura Batur Sumerta. Tradisi ini merupakan bagian dari seni sakral yaitu Tari Wali, yang biasanya dibawakan setiap Piodalan Ageng di Pura Batur Sumerta. Piodalan di Pura Batur jatuh pada hari Rabu, Buda Wage Wuku Langkir. Studi ini dirancang dengan pendekatan kualitatif, pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dan studi dokumen. Analisis dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa tradisi Mepajar di Pura Batur Sumerta memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu: (a), berfungsi sebagai persembahan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa dan para dewa yang bersemayam di Pura Batur Sumerta, (b) melayani sebagai sarana penguatan sistem sosial kemasyarakatan, sehingga menimbulkan rasa kebersamaan antar masyarakat.
References
Laksamana Putra,I Made. 2014. Skripsi berjudul Mepajar: Sebuah Pertunjukan Tari Sakral Di Desa Adat Kedonganan Kabupaten Badung
Picard, Michel. 2006. Bali Pariwisata Budaya Dan Budaya Pariwisata. Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia. Jakarta.
Subagia, SH., M.FilH. Dr. I Made. 2016. Ritual Tantrik Ngereh Dalam Budaya Bali. Penerbit PT. Pustaka Manik Geni. Denpasar.
Sudarsana, I.B. Putu, dan Ni Wayan Ripig, dkk. 1998. Himpunan Tenadingan Upakara Yadnya Edisi III. Yayasan Dharma Acarya. Denpasar.
Triguna, Ida Bagus Gde Yudha. 2000. Teori Tentang Simbol. Penerbit Widya Dharma. Denpasar.
Weda. I Ketut. 2004. Makna Upacara Yadnya Dalam Agama Hindu. Penerbit Paramitha. Surabaya.
Wiana, I Ketut. 2000. Makna Upacara Yadnya Dalam Agama Hindu. Penerbit Paramitha. Surabaya.
Wijayananda, Ida Pandita Mpu Jaya. 2004. Makna Filosofis Upacara dan Upakara. Penerbit Paramita. Surabaya