RITUAL BAYUH AGUNG DI GRIYA KAWAN GANGGAWATI DESA KAWAN, KABUPATEN BANGLI
Abstract
Artikel ini membahas tentang ritual Bayuh Agung di Griya Kawan Ganggawati Bangli. Pelaksanaan upacara bayuh agung di Griya Kawan Ganggawati didasari oleh beberapa alasan yakni pertama untuk menghilangkan derita bawaan anak. Pelaksanaan bayuh agung pada dasarnya adalah untuk menghilangkan derita bawaan atau karma wesana yang dibawa manusia sejak lahir. Sebagaimana ajaran agama Hindu bahwa manusia terikat oleh hukum karma pala. Keterikatan pada karma wesana inilah yang menyebabkan manusia mengalami samsara atau kelahiran kembali untuk menebus karma sebelumnya. Pelaksanaan mabayuh dalam agama Hindu di Bali punya maksud dan tujuan yaitu menyelamatkan manusia dari akibat keburukan hari lahir dan unsur karma phala yang buruk dan masih melekat pada diri manusia serta menyucikan pengaruh bhuta kala yang ada pada diri manusia dan selanjutnya dapat menolong hidup manusia. Kedua, membentuk karakter anak. Upacara bayuh agung juga diyakini dapat memperbaiki sifat buruk seseorang yang dibawa sejak lahir dengan cara melakukan pabayuhan atau membersihkan badan jasmani dan rohani.
References
Ali, Sayuti. 2000. Metodologi Penelitian Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bungin. Burhan. 2007. Metodelogi Penelitian Sosial. Surabaya : Airlangga University Press
G. Pudja MA. 2002. Manawa Dharma Sastra. Jakarta: CV. Felita Nursatama Lestari.
Hadi, Sutrisno. 2003. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Koentjaraningrat. 1980. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Dian Rakyat.
Koentjaraningrat. 1987, Asas-Asas Ritus Upacara dan Relegi. Jakarta : Dian Rakyat.
Koentjaraningart. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Nasution. 2000. Metode Penelitian Naturalistik. Bandung: Tarsito.
Mas Putra. 2006. Upacara Manusa Yadnya. Denpasar: Kanwil Departemen Agama Provinsi Bali.
Pall, Daniel. 2003. Dekonstruksi Kebenaran Kritik Tujuh Teori Agama. Yogyakarta : IRCISOD.
Parimartha, I Gede, 2004. Undang-Undang No 32 Tahun 2004, Denpasar : Pemerinntah Provinnsi Bali.
Prajapati, Mangku. 2000. Menyelami Tentang Manusa Yadnya. Surabaya: PARAMITA
Pudja, Gede, 1979, Sama Weda. Pesanan Proyek Pengadaan Kitab Suci Hindu. Jakarta: Departemen Agama R.I.
_____________,1985. Weda (Pengantar Agama Hindu). Jakarta: Mayasari.
_____________,1999a. Bhagavadgita (Pancama Veda). Surabaya: Paramita.
Pendit, Nyoman,S. 1976. Bhagavadgita. Jakarta : Departemen Agama.
Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Penyususnan Tesis. Bandung : Alvabeta.
Sri Arwati. 2005. Manusa Yadnya. Denpasar: Pemerintah Provinsi Bali
Sudarto. 2002. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta.
Suprayoga dan Tambroni. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudharta, Tjok Rai. Atmaja, IB. Oka Punia. 2001. Upadesa tentang Ajaran-Ajaran Agama Hindu. Surabaya: Paramita
Sutjaja, I Gusti Made. 2004. Kamus Sinonim Bahasa Bali. Denpasar : Lotus Widyaswari
Swami, Sivananda. 2008. Tuhan Siwa dan Pemujaannya. Surabaya: Paramita
Tonjaya, Bandega. 1981. Kanda Pat Rare. Denpasar: Percetakan Ria.
Tim Penyususn. 2000. Kamus bahasa sanskerta Indonesia. Denpasar : Pemerintah Propinsi Bali.
Titib, I Made. 2003. Teologi dan Simbol-Simbol Dalam Agama Hindu. Surabaya : Paramita
Triguna, I B Gede Yudha. 1994. Penggeseran Dalam Pelaksanaan Agama Menuju Tattwa, Dinamika Masyarakat Dan Kebudayaan Bali. Denpasar : Pustaka Bali Post.
Triguna, I B Gede Yudha. 2000. Teori Tentang Simbol. Denpasar : Vidya Dharma.
Wiana, I Ketut. 1997. Berbakti Pada Leluhur, Upacara Pitra Yajña dan Upacara Nuntun Leluhur, Upacara Pitra Yajña dan Upacara Nuntun Deva Hyang. Surabaya : Paramita.
Wiana, I Ketut. 2001. Makna Upacara Yajña Dalam Agama Hindu. Surabaya : Paramita.
Wojowasisto, S. 1977. Kamus Kawi-Indonesia. Malang : Pengarang.