EKSISTENSI MITOS CUNTAKA WUKU WATUGUNUNG DI DESA TARO, KECAMATAN TEGALALANG, KABUPATEN GIANYAR

  • I Nyoman Ranem Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa
  • Ni Putu Candra Prastya Dewi Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan, Singaraja
Keywords: budaya lokal, mitos, cuntaka wuku watugunung

Abstract

Sebagai upaya untuk kebertahanan dan pelestarian budaya lokal, mitos cuntaka wuku Watugunung di Desa Taro sebagai media penting dalam menyampaikan ide, rasa, nilai, pengetahuan, adat, kebiasaan yang ada dalam masyarakat. Peningkatkan sradha dan bhakti tercermin dalam kepercayaan dan keyakinan masyarakat dalam mentaati perintah dan larangan dalam mitos cuntaka wuku Watugunung. Kesadaran toleransi masyarakat tercermin dalam sikap saling menghormati yang didasari konsep manyama braya. Mitos cuntaka wuku Wartugunung sebagai warisan budaya dan jati diri masyarakat Desa Taro harus dilaksanakan secara berkelanjutan oleh para generasi muda. Fungsi mitos cuntaka wuku Watugunung di Desa Taro: (1) fungsi sosial yaitu sebagai pemersatu dalam menuntun dan mengarahkan masyarakat, (2) fungsi pendidikan pedagogis merupakan proses transformasi pengetahuan dari orang tua kepada anak, (3) fungsi pembentukan karakter yaitu secara mandiri akan membentuk budi pekerti dan akhlak mulia anak, dan (4) fungsi pembentukan etika yaitu sebagai suatu sistem yang mengajarkan sosial kontrol.

References

Atmadja, Nengah Bawa. 2010. Ajeg Bali Gerakan, Identitas Kultural, dan Globalisasi. Yogyakarta: LKiS.
Duija. 2009. Mitos I Ratu Ayu Mas Membah (Pendekatan Theo-Antropologi).
Denpasar: Insitut Hindu Dharma Negeri Denpasar.
Guweng, I Ketut. Sarining Wariga. Diterbitkan Untuk Kalangan Terbatas Hartono, H dan Arnicun Aziz. 2004. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Jalaluddin. 2010. Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali Pers.
Keraf, A.S. 1998. Etika Bisnis: Tuntutan dan Revelansinya. Yogyakarta: Kanisius.
Koentjaraningrat.2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
Nala, I Gusti Ngurah dan I.G.K. Adia Wiratmadja. 2004. Murddha Agama Hindu. Denpasar: Upada Sastra.
Nasikun. 2004. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ritzer & Goodman. 2010. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.
Sagala, Syaiful. 2013. Etika & Moralitas Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sardiman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sukatman. 20011. Mitos Dalam Tradisi Lisan Indonesia. Jember: Center For Society Studies (CSS).
Syuropati & Agustina Soebachman. 2012. 7 Teori Sastra Kontemporer & 17 Tokohnya. Yogyakarta: In Azna Books.
Tim Penyusun. 2011. Purana Pura Agung Gunung Raung Alih Aksara dan Terjemahan. Denpasar: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
Titib, I Made.1996. Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan. Surabaya: Paramita.
(http://hukumhindu.blog.com/uu-pp-perpu/uu-perkawinan/ diakses tanggal 4 Juni 2020).
(http://hukumhindu.blog.com/uu-pp-perpu/uu-perkawinan/ diakses tanggal 15 Juni 2020).
Published
2022-09-29
How to Cite
[1]
I. N. Ranem and N. P. C. Prastya Dewi, “EKSISTENSI MITOS CUNTAKA WUKU WATUGUNUNG DI DESA TARO, KECAMATAN TEGALALANG, KABUPATEN GIANYAR”, vw, vol. 5, no. 2, pp. 1-17, Sep. 2022.