FUNGSI DAN MAKNA RITUAL TURUN TAUN BAGI MASYARAKAT DUSUN KARANG BAJO, DESA KARANG BAJO, KECAMATAN BAYAN, KABUPATEN LOMBOK UTARA, NTB
Abstract
Masyarakat suku sasak sebelum masuknya Islam ke Nusantara sudah mempunyai kepercayaan lokal yang disebut Wetu Telu. Wetu Telu adalah tiga pilar hubungan, yang pertama hubungan manusia dengan Tuhan, yang kedua manusia dengan alam, dan terakhir manusia dengan sesama manusia. Salah satu wilayah di Pulau Lombok yang masih mempertahankan dan melestarikan kepercayaan lokal Wetu Telu terdapat di Dusun Karang Bajo Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara NTB. Masyarakat suku Sasak di desa tersebut sarat akan kegiatan budaya sebagai implementasi Wetu Telu, antara lain pelaksanaan ritual dalam hal ini ritual Turun Taun yang tidak lepas akan fungsi dan makna bagi masyarakat Dusun Karang Bajo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, menggunakan teori fungsionalisme Rapaport dan teori upacara bersaji. Ritual Turun Taun memiliki fungsi bagi masyarakat Desa Karang Bajo yaitu sebagai simbol penghormatan kepada lingkungan alam dan untuk meningkatkan jiwa gotong royong dalam masyarakat. Ritual Turun Taun dimaknai sebagai upaya pelestarian lingkungan alam serta penghormatan terhadap kepercayaan Wetu Telu.
References
Susilo, Dwi Rachmad. 2012. “Sosiologi Lingkungan”. Jakarta: Rajawali Pers.
Widi, Endang. 2018. “Teori Dan Praktik Penelitian Kuantitatif Kualitatif”. Jakarta: Bumi Aksara.
Yuliawati. 2016. “Pelestarian Alam Berbasis Kearifan Lokal Di Dusun Kendal Ngisor Desa Worogiri Kecamatan Banyubiru”. Skripsi S. Universitas Negri Semarang, Jawa Tengah.
Mastuti, Ida Ayu Sri, 1993. Arti dan Fungsi Hewan Dalam Upacara Rambu Solo’ Pada Masyarakat Tikunna Malenong Kecamatan Sanggalangi Kabupaten Tana Toraja Sulawesi Selatan. Skripsi Program Sarjana (S1) Program Studi Antropologi, Universitas Udayana, Denpasar.