WARNA ALAM DALAM BENANG TENUN TRADISIONAL BALI PERSPEKTIF SENI RUPA HINDU
Abstract
Warna Bali dalam tatanan kebudayaan Bali sejak dahulu kala mengandung simbol-simbol ketuhanan yang dipakai dalam karya seni rupa. Warna alam bersifat unik mempunyai kandungan zat pewarna alami dan berkarakter anggun dan berwibawa. Warna alam mempunyai fungsi sesuai dengan kegunaannya baik secara pendidikan, seni, sosial, dan relegi. Warna alam ini dipergunakan secara turun temurun menghasilkan sapuan warna yang berkarakter dan mempunyai identitas kebalian. Dalam penelitian ini penulis akan membahas warna alam dalam benang tenun tradisional Bali perspektif seni rupa Hindu. Melihat perkembangan jaman terjadi fenomena yaitu warna alam yang semula telah tersisihkan penggunaannya dengan pemakaian warna sintetis, saat ini mulai digali karena disadari bahwa warna sintetis tidak ramah lingkungan dan mencemari kesehatan manusia, sedangkan warna alam ramah terhadap lingkungan dan tidak mencemari kesehatan manusia.
References
Djelantik. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Denpasar;Paramita
Darsono. 2004. Estetika. Bandung; Rekayasa Sains.
Milles, Huberman A, 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta; Universitas Indonesia.
Suryahadi. 1991. Pengembangan Kreatifitas Melalui Jenis Rupa.Yogyakarta; Denpasar P dan K Direktorat Jendral Pendidikan dan Kebudayaan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataan Guru Kesenian.
Sutara Pande Ketut. 2016. Jenis Tumbuh Sebagai Pewarna Alam pada Perusahaan Tenun Yang Ada di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar. Denpasar; Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
Tri Guna IB. 2013. Estetika dalam Pembangunan Kebudayaan Bali. Paramita. Denpasar.
Pabrik Usaha Tenun Endek Klasik Bali dan tekstil Blahbatuh Gianyar Bali
Pertenunan Astiti, Direktur I Nyoman Sudira, Br Jero Kapal Desa Gelgel , Klungkung Bali