TATANAN NILAI PAGELARAN WAYANG SAPUH LEGER DALAM KEBUDAYAAN BALI MENURUT AKSIOLOGI MAX SCHELER

  • A.A. Putra Dwipayana Prodi Ilmu Filsafat Hindu, Universitas Hindu Indonesia
  • I Gusti Agung Paramita Prodi Ilmu Filsafat Hindu, Universitas Hindu Indonesia
  • I Gde Jayakumara Prodi Ilmu Filsafat Hindu, Universitas Hindu Indonesia
Keywords: Tatanan Nilai, Wayang Sapuh Leger, Aksiologi Max Scheler

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengungkap persoalan tatanan nilai pagelaran wayang sapuh leger yang sangat kompleks dalam kebudayaan Bali. Pagelaran wayang sapuh leger merupakan sebuah bentuk asimilasi kesenian dan ritual yang diperuntukan untuk seseorang yang lahir pada wuku wayang. Kepercayaan masyarakat Bali terhadap pelaksanaan ini tidak terlepas dari mitos Bhatara Kala yang hendak memangsa Rare Kumara. Kisah ini pula yang secara umum menjadi dasar keyakinan masyarakat Bali untuk melaksanakan pagelaran wayang sapuh leger. Maka dari itu, penelitian ini berupaya mengungkap tatanan nilai yang dipegang oleh masyarakat Bali tentang pagelaran wayang sapuh leger. Perspektif yang digunakan untuk mendekati persoalan ini adalah aksiologi atau tatanan nilai Max Scheler. Hasil dan pembahasan mengenai analisis wayang sapuh leger menurut perspektif Max Scheler menunjukan adanya: nilai kenikmatan, nilai vital, nilai kejiwaan, dan nilai kerohanian, akan tetapi secara prinsip nilai yang menempati posisi puncak hierarki dalam pelaksanaan pagelaran wayang sapuh leger adalah nilai kerohanian sebagai nilai yang mendasari pelaksanaannya.

References

Apriani, N. W. (2012). Upacara Sapuh Leger di Desa Pakraman Saren, Kecamatan Bebandem Karangasem. Lampuhyang 3 (2) Juli , 68-81.
Bakker, A., & Zubair, A. C. (1990). Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: PT Kanisius.
Bakker, J. (1984). Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: PT Kanisius.
Bertens, K. (2013). Sejarah Filsafat Kontemporer - Jerman dan Inggris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hinzler, H.I.R. (1981). Bima Swarga in Balinese Wayang. Koninklijk Instituut Voor Taal-Land, ed Volkenkunde Leiden, the Netherlands.
Jirzanah. (2008). Aktualisasi Pemahaman Nilai Menurut Max Scheler Bagi Masa Depan Bangsa Indonesia. Jurnal Filsafat 18(1) April , 85-106.
Magnis-Suseno, F. (2006). Etika Abad Ke-20. Yogyakarta: PT Kanisius.
Rubin, L., & Sedana, I.N. (2007). Performance in Bali. Routledge.
Scheler, M. (1973). Formalism in Ethics and Non-Formal Ethics of Values. translated by Manfred S. Frings and Roger L.Funk. USA: Northwestern University Press.
Suharja, A. (2017). Bali Mandara Estafeta untuk Generasi Muda. Denpasar: Bappeda Litbang Provinsi Bali.
Suweta, I. M. (2019). Teks Lontar Kala Purana (Kajian Filosofis, Simbolis, dan Nilai). Genta Hredaya 3 (1) Maret , 1-10.
Titirloloby, B. (2020). Konsep Etika Nilai Max Scheler dan Analisis Terhadap Aksiologinnya. Fides et Ratio 5 (2) , 1-6.
Wicaksana, I. D. (2007). Wayang Sapuh Leger: Fungsi dan Maknanya dalam Masyarakat Bali. Denpasar: Pustaka Bali Post.
Published
2024-04-20
How to Cite
[1]
A. P. Dwipayana, I. G. A. Paramita, and I. G. Jayakumara, “TATANAN NILAI PAGELARAN WAYANG SAPUH LEGER DALAM KEBUDAYAAN BALI MENURUT AKSIOLOGI MAX SCHELER”, vw, vol. 7, no. 1, pp. 101-116, Apr. 2024.