UJI AKTIVITAS ANALGETIK EKSTRAK ETANOL 96% DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DENGAN METODE GELIAT PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus L) GALUR SWISS WEBSTER

  • Ni Putu Ovy Darmayanti Universitas Bali internasional
  • Ni Putu Rahayu Artini
  • Putu Yudhistira Budhi Setiawan Universitas Bali internasional
Keywords: Analgetik, daun belimbing wuluh, Geliat

Abstract

Analgetik adalah zat atau suatu bahan yang dapat menekan ataupun menghilangkan rasa nyeri dengan tidak menghilangkan kesadaran. Daun belimbing wuluh mengandung flavonoid yang memiliki potensi sebagai analgetik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak daun dari tanaman Averrhoa bilimbi L. memiliki aktivitas analgetik terhadap mencit putih jantan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental murni dengan tipe penelitian adalah post test only control group design Pengujian aktivitas analgetik ditunjukan dengan adanya respon geliat kemudian dapat dilakukan uji analisis statistika One Way ANOVA dan Post Hoc LSD. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol 96% daun belimbing wuluh memiliki aktivitas analgetik pada mencit putih jantan. Berdasarkan uji One Way Anova, antara kelompok perlakuan dengan kontrol positif memiliki perbedaan bermakna dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05). Hasil analisis data uji post hoc LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dosis 125 mg/ kg BB, 250 mg/ kg BB dengan kontol positif. Simpulan dari penelitian ini adalah dosis 500 mg/ kg BB ekstrak etanol 96% daun belimbing wuluh (Averrho bilimbi L) pada mencit memiliki efek analgesik dengan persentase penghambat geliat yaitu 68.49% dan mendekati kontrol positif parasetamol dengan dosis 65mg/ kg BB sebesar 80.36%.

Published
2020-10-10
How to Cite
Darmayanti, N. P. O., Artini, N. P. R., & Budhi Setiawan, P. Y. (2020). UJI AKTIVITAS ANALGETIK EKSTRAK ETANOL 96% DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DENGAN METODE GELIAT PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus L) GALUR SWISS WEBSTER. Widya Kesehatan, 2(2), 30-34. https://doi.org/10.32795/widyakesehatan.v2i2.963