Kajian Perumahan Pengembang di Desa Batuaji, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Bali
Abstract
Pertumbuhan fisik kota adalah dampak dari peningkatan populasi dan aktivitas di kawasan perkotaan. Permintaan perumahan yang meningkat menyebabkan masalah lahan, karena ketersediaannya tetap dan terbatas. Akibatnya, kebutuhan akan perumahan dan lahan bergerak ke pinggiran kota. Ekspansi ini mengubah wilayah menjadi kawasan peri-urban. Kabupaten Tabanan, yang merupakan jalur perlintasan dari Glimanuk ke Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, menjadi tempat tinggal bagi banyak pekerja yang bekerja di Badung dan Denpasar. Permintaan tinggi terhadap lahan di area pinggiran kota menyebabkan konversi lahan untuk perumahan, seperti di Desa Batuaji, Kecamatan Kerambitan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat seperti apa perkembangan perumahan pengembang yang terjadi dari tahun 2013-2023 di Desa Batuaji serta untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat umtuk memilih hunian perumahan pengembang di Desa Batuaji. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui observasi lapangan, wawancara, kuesioner, survei instansi, dan pengambilan sampel. Hasil penelitian menunjukkan pola perumahan di Desa Batuaji. Aditya Sentana Residence dan Windra Loka Residence menggunakan pola grid, dengan blok rumah yang membentuk grid dengan jarak yang sama. Sementara itu, Niravadhi Residence menggunakan kombinasi pola grid dan linier, dengan beberapa blok mengikuti alur sungai dan lainnya membentuk grid. Faktor utama yang mempengaruhi masyarakat memilih perumahan di Desa Batuaji adalah harga, dengan 71% dari 145 responden menyebut harga sebagai pertimbangan utama.
Copyright (c) 2024 Sustainable, Planning and Culture (SPACE) : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.